Kisah tentang komik Islami “The 99” karya Dr. Naif Al Mutawa, sudah kudengar sejak beberapa waktu yang lalu, bahkan blog postingnya sudah kutulis di tahun 2008 lalu di blog batikmania. Komik The 99 ini berkisah tentang superhero dengan banyak tokoh yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Kedengarannya seru kan...? Penasaran dong... pingin tahu seperti apa ceritanya. Dalam beberapa kali kesempatan ke rumah kakak di Depok, kusempatkan untuk membaca beberapa edisi yang sudah terbit. Kebetulan keponakanku punya beberapa koleksinya. Menarik! Memang tidak semua tokoh wanitanya berbusana muslim, tapi ceritanya membumi, walaupun tetap ada konflik dan teori konspirasi.
Dalam setiap cerita, tentu saja akan selalu ada tokoh protagonis dan antagonis. Hal inilah yang membuat cerita jadi asyik. Tokoh-tokoh di dalamnya banyak memakai nama Islami, bahkan mungkin menyarikan dari asma ul husna, seperti tokoh superhero pertama yang muncul di seri komik ini, “Noora”, dari cahaya. Ada juga Jabbar, Hadya, Raqib, Jami, dan satu tokoh baru yang muncul di edisi ke-6 (kalau nggak salah), Fattah, yang aslinya orang Padang, Indonesia. Fattah, sang pembuka, bisa berteleportasi ke bagian manapun di bumi. Wow... Idenya menarik, penggambarannya cantik, jalan ceritanya juga asyik. Ada konflik seru yang dinanti-nanti jalan keluar penyelesaiannya. Aku juga jadi ingin segera baca edisi berikutnya.
Tapi sudah lama aku tidak membaca komik itu. Keponakanku tidak lagi bisa mendapatkan buku komik itu. Sebelumnya aku pernah melihat beberapa edisi komik The 99 dipajang di rak majalah satu-dua supermarket besar di Bandung sini, tapi belakangan ini tak kulihat lagi di mana pun. Di mana ya bisa kudapatkan komik ini, ada yang bisa memberi informasi...?
Oya, kudapat pula kabar bahwa komik ini juga sudah dibuat versi animasinya. "Wham! Bam! Islam!", itu judul film dokumenter tentang buku serial komik mengenai superhero Muslim ini.
Sebetulnya serial komik ini mendapat tentangan keras dari dunia Arab. Saudi Arabia misalnya, telah menyatakan penolakan menyetujui peredaran komik itu. Mungkin karena -salah satunya busana yang dikenakan oleh para superhero itu yang dirasa kurang menunjukkan identitas sebagai muslim. Demikian pula Amerika Serikat yang juga menolak peredaran komik ini. Penulisnya, Dr. Naif Al Mutawa menuturkan bahwa beberapa orang di AS menyerangnya dengan mengatakan ia telah mempromosikan hukum syariah kepada anak-anak AS. Padahal ia telah memastikan bahwa agama tidak berperan besar dalam komik ataupun produk animasinya. Demikian seperti dilansir dalam salah satu berita di Republika.co.id.
Tahun lalu, perusahaan TV kabel AS, The Hub yang menayangkan Discovery hingga Hasbro telah membeli hak tayang animasi serial 99 Asmaul Husna tersebut. Namun hingga kini kartun tersebut belum juga muncul di layar kaca. Namun pada musim gugur ini, dikabarkan bahwa sebuah jaringan televisi akan menayangkan seri animasi sesi pertamanya. Sementara itu, Carton Netwoork juga membeli hak tayang di Asia dan film animasi tersebut akan ditayangkan di Australia dan Irlandia. Mari kita tunggu kedatangannya di Indonesia.