Sudah beberapa tahun ini Goodreads.com menggelar event Reading Challenge. Tahun 2016 ini, aku tak ingin luput untuk ikut berpartisipasi. Target bacaku tahun ini masih kupatok 24 buku dalam rentang 12 bulan. Tahun 2015 dan 2014 target itu luput, tapi aku tak ingin menurunkan target, berharap tahun ini aku bisa sukses menyelesaikan 24 buku untuk dibaca dalam setahun. Sok sibuk amat ya kelihatannya, masa sih menamatkan 24 buku dalam setahun saja tak sukses? Tapi mengingat kesibukanku sehari-hari, ya memang kadang kebutuhan membaca kalah oleh keinginan untuk tidur. Hehe... Dan segera kumulai aktivitas membacaku di tahun ini, kumulai dengan membuka lembaran buku yang baru kubeli di pasar buku Palasari di masa liburan lalu.
Dimulai dengan sebuah buku yang kubawa pulang dari rak toko buku di pasar buku Palasari Bandung. Dari sekian banyak buku yang mencuri perhatianku, akhirnya kujatuhkan pilihan pada 3 buah buku yang kurasa tak akan terlalu mengoyak dompetku :p Buku pertama yang kutuntaskan untuk dibaca di tahun 2016 ini adalah Tokyo Tower. Dan berikutnya, sudah banyak buku dalam antrian, menunggu untuk dituntaskan. Aku siap membaca secara simultan, dua buku sekaligus. Uhm.. bergantian juga siih, sebetulnya :p
Goodreads memberi alat dukung berupa beragam tools dan fitur yang bisa digunakan untuk memantau perkembangan target baca kita. Ada 3 widget yang masih kupasang di blog ini, biarpun sudah kadaluarsa, sebetulnya :p Ada juga tautan yang bisa disetel untuk otomatis ter-update ke jejaring sosial. Ini jadi pengingat untuk memantau perkembangan target baca yang sudah kutetapkan.
Tapi sebetulnya, buat apa juga sih pakai target target baca segala? Sebuah quote yang menggelitik kudapat dari situs goodreads.com. Membuatku tersenyum sedikit saat membacanya.
Buatku, membaca itu jadi sarana referensi, jadi sarana belajar mengenai kualitas buku yang layak terbit. Aku masih bercita-cita ingin menerbitkan naskahku menjadi buku. Maka dari itu aku harus banyak belajar, membaca beragam buku untuk mempelajari seluk-beluk cerita dan konflik serta penyelesaian dalam sebuah novel, penggambaran karakter, pemaparan alur cerita, setting, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga buku-buku motivasi yang kubaca sebagai sarana untuk menyemangati diri sendiri. Ingin juga mengukur diri sendiri, ketika kunyatakan diri sebagai penyuka baca, kadang aku sendiri perlu bukti untuk mengukur diri. Masa iya juga sih, penyuka baca cuma kuat menamatkan buku 12 buku saja dalam setahun? (Buatku, buku yang layak masuk kriteria untuk dicatatkan dalam rekor Goodreads itu yang 100-an halaman ke atas-lah. Jieeeeh :p) Selain itu, untuk menikmati buku itu sendiri, dan... untuk 'sok-sokan' tentangnya (di Goodreads)? Ahaha... yang terakhir enggaklah.
Tapi sebetulnya, buat apa juga sih pakai target target baca segala? Sebuah quote yang menggelitik kudapat dari situs goodreads.com. Membuatku tersenyum sedikit saat membacanya.
Buatku, membaca itu jadi sarana referensi, jadi sarana belajar mengenai kualitas buku yang layak terbit. Aku masih bercita-cita ingin menerbitkan naskahku menjadi buku. Maka dari itu aku harus banyak belajar, membaca beragam buku untuk mempelajari seluk-beluk cerita dan konflik serta penyelesaian dalam sebuah novel, penggambaran karakter, pemaparan alur cerita, setting, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga buku-buku motivasi yang kubaca sebagai sarana untuk menyemangati diri sendiri. Ingin juga mengukur diri sendiri, ketika kunyatakan diri sebagai penyuka baca, kadang aku sendiri perlu bukti untuk mengukur diri. Masa iya juga sih, penyuka baca cuma kuat menamatkan buku 12 buku saja dalam setahun? (Buatku, buku yang layak masuk kriteria untuk dicatatkan dalam rekor Goodreads itu yang 100-an halaman ke atas-lah. Jieeeeh :p) Selain itu, untuk menikmati buku itu sendiri, dan... untuk 'sok-sokan' tentangnya (di Goodreads)? Ahaha... yang terakhir enggaklah.