Salah seorang kolega di sekolah tempatku mengajar mengirim pesan singkat melalui telepon genggam. Dia sudah menyelesaikan satu cerita lagi dalam targetnya menyelesaikan 20 cerita pendek untuk lomba penulisan buku pengayaan yang diselenggarakan pusbuk depdiknas. Sementara aku belum lagi melanjutkan naskah yang sudah separuh jalan kugarap. Panas jadinya. Semangatku terbakar!!!
Lomba tahunan yang diselenggarakan oleh pusbuk depdiknas ini mensyaratkan setiap partisipan untuk mengirim naskah sebanyak sedikitnya 60 halaman. Sebuah upaya yang perlu daya tahan tinggi untuk menyelesaikannya. Aku sudah memulai menuliskan naskah ini sejak tiga tahun yang lalu. Ya... ya... aku sudah berniat untuk mengikutsertakan naskahku sejak 3 tahun yang lalu. Tak pernah sukses hingga sekarang.
Kutekadkan untuk menyelesaikan naskah ini dan mengikutsertakannya di lomba penulisan buku pengayaan tahun ini. Berharap menang? Tentu saja. Namanya juga ikut berpartisipasi dalam lomba. Berharap untuk jadi salah satu pemenang itu adalah hal yang wajar, tentunya. Bismillah... setelah menyelesaikan posting-an kali ini, aku akan melanjutkan lagi naskah garapannku yang tertunda-tunda terus. Ayo, tahun ini naskah itu HARUS kukirim!!! Tenggat awal bulan depan (Maret), dan insya Allah aku akan mengirimkannya sebelum tenggat waktu berlalu. Tinggal 2-3 pekan lagi...! Ayo semangat, Di...!!!!!!!!!
Untuk yang mau tahu informasi detilnya, bisa dilihat di beberapa tautan, salah satunya di sini. Dari semua tautan yang kulihat (hasil googling), semua informasi menyarankan untuk berkomunikasi langsung dengan pusbuk untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Tapi yang kuherankan, setelah aku sedikit menjelajah situs pusbuk, justru informasi tentang sayembara ini tidak kudapatkan di sana. Aneh...
3 komentar:
Apa kabar nih... sayembara buku pengayaan? Katanya pengumuman tanggal 17 Mei, bersamaan dengan hari buku. Tapi web pusbuk.or.id aja nggak bisa diakses :(
iya. kok bisa begitu ya? saya malah pernah nelpon panitianya, tapi tetap ada gak ada kejelasan tuh
:) jadi apa lagi yang bisa kita perbuat, selain menunggu. Bukan begitu, pak Azhari?
Posting Komentar