Selasa, 09 Maret 2010

Pusat Bahasa

Beberapa waktu yang lalu, aku mencari data tertentu mengenai informasi kebahasaan, dan pencarian itu membawaku pada situs resmi Balai Bahasa Bandung, kemudian membawaku lebih jauh ke Pusat Bahasa Depdiknas. Salah satu informasi yang kurasa cukup menarik adalah mengenai penggunaan kata-kata jadian (bukan kata jadi-jadian) yang dibahas di bawah ini, kukutipkan dari sumber aslinya, yang bisa diakses di halaman ini.
Dalam bahasa Indonesia, imbuhan –wan berasal dari bahasa Sanskerta. Penggunaan akhiran itu digunakan bersama kata benda, seperti bangsawan ‘orang yang memiliki bangsa’, hartawan ‘orang yang memiliki harta’, dan rupawan ‘orang yang memiliki rupa yang elok’.
Dalam perkembangannya, arti –wan meluas. Hal itu ditemukan pada kata ilmuwan ‘orang yang ahli dalam bidang ilmu tertentu’, negarawan ‘orang yang ahli dalam bidang ilmu negara’, dan fisikawan ‘orang yang ahli dalam bidang fisika’. Jadi, -wan dalam contoh itu berarti orang yang ahli dalam bidang yang disebutkan pada kata dasarnya.
Pada kata seperti olahragawan, peragawan, dan usahawan, imbuhan –wan berarti ‘orang yang berprofesi dalam bidang yang disebutkan pada kata dasarnya’. Jadi, olahragawan berarti ‘orang yang berprofesi dalam bidang olahraga’, peragawan ‘orang yang berprofesi dalam bidang peragaan’, dan usahawan ‘orang yang berprofesi dalam bidang usaha (tertentu).
Berdasarkan contoh tersebut, imbuhan –wan tidak pernah melekat pada kata kerja, seperti pada kata rela. Oleh karena itu, kata yang benar adalah sukarelawan yang berarti ‘orang yang dengan sukacita melakukan sesuatu tanpa rasa terpaksa’.

Tidak ada komentar: