Rabu, 28 April 2010
Kutipan Super
LOMBA NULIS KISAH NYATA INSPIRASI-KEAJAIBAN DOA
SYARAT DAN KETENTUAN
1.) Kisah nyata adalah karya penulis sendiri (true story).
2.) Diketik format 1,5 spasi, Times New Roman, panjang cerita 1.500 – 3.000 kata.
3.) Sertakan biodata singkat, alamat domisili dan nomor telepon.
4.) Peserta hanya diperbolehkan mengirim maksimal dua karya terbaik.
5.) Maslaha Publishing menyeleksi 20 naskah yang redaksi untuk dipublikasikan dalam buku Keajaiban Do’a.
HADIAH
Tiga kisah terbaik :
Juara 1: Rp 1.000.000,- plus 10 ekslempar buku Keajaiban Do’a.
Juara 2: Rp 500.000,- plus 5 ekslempar buku Keajaiban Do’a.
Juara 3: Rp 250.000,- plus 3 ekslempar buku Keajaiban Do’a.
Untuk 18 penulis kisah nyata lainnya akan mendapatkan dua ekslempar buku Keajaiban Do’a. Tidak ada sistem royalti bagi setiap pemenang.
PENGIRIMAN TULISAN
Naskah kisah nyata tersebut dikirimkan hanya dalam bentuk file Microsoft Word format rich text format (.rtf) melalui email redaksi Maslaha Publishing : trustmediapublishing@yahoo.co.id
Naskah kisah paling lambat diterima redaksi pada tanggal 20 Mei 2010.
PENGUMUMAN
Pengumuman pemenang melalui media grup Facebook TrustMedia, email dan via telepon. Pengumuman pemenang pada tanggal 30 Mei 2010.
PERHATIAN
Redaksi tidak memungut biaya kepada peserta dalam bentuk apa pun dalam lomba ini. Lomba ini hanya untuk peserta Muslim dan Muslimah. Selaku dewan juri yakni redaksi penerbit Maslaha Publishing.
Hormat kami,
Yogyakarta, 20 April 2010
Redaksi Maslaha Publishing
CV. Orbit Corp.– Jl. Tentara Pelajar Km 0,5 Gg. Jengger No.1 Jongkang, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
sumber: http://penulislepas.com
Minggu, 25 April 2010
Kutipan Super
Jumat, 23 April 2010
Hari Buku Sedunia
Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya. Kalimat itu sudah sering kita dengar, pastinya, menandakan betapa pentingnya buku sebagai sumber ilmu. Dan siapa saja bisa mendapatkan ilmu tersebut, asal mau menggunakan kuncinya, yaitu membaca. Tidak sulit, bukan? Hari Buku di Bandung dimeriahkan dengan lomba foto bertema "mendadak membaca" serta berbagai kegiatan menarik lainnya. Lomba foto "mendadak membaca" hanya salah satunya saja.
Aku suka membaca buku, tapi aku merasa mengalami kemunduran di hari-hari ini. Dulu aku bisa membaca berhari-hari, nonstop, di mana saja, kapan saja. Dulu aku punya target harian untuk membaca buku, juga membeli buku minimal sebulan sekali. Kalau majalah sudah rutin ya, tidak diperhitungkan sebagai buku, walaupun aktivitas 'menggarap' majalah ya disebut membaca juga... ;) Sekarang ini aku merasa sok capek sepulang kerja, dan memilih untuk menonton berita atau film di TV. Sekarang ini juga aku jarang membaca menjelang tidur, karena merasa sayang jika buku yang kubaca jadi lecek gara-gara tertindih saat aku membaca di tempat tidur. Perasaan ini baru. Dulu aku tidak merasa seperti ini. Mungkin karena dulu bukan aku yang membeli buku, jadi merasa kurang sayang pada buku. Tapi sekarang aku sendiri yang membeli buku, dan selalu ingin bukuku tampak cantik dan terawat. Pembatas buku jadi solusinya, dan sekarang ini aku membiasakan diri untuk membaca sambil duduk, tak pernah sambil berbaring lagi. Membaca sambil makan... masih sih... jadi kalau bukuku agak-agak berminyak, ya... maklum sajalah. ;) Bagaimana dengan kebiasaan membacamu?
Satu kebiasaan lagi berkaitan dengan buku adalah menulis, tentu saja. Membaca dan menulis merupakan dua kegiatan yang saling melengkapi. Buku ditulis untuk dibaca, bukan? Selain membaca, aku pun senang menulis. Buku diary jadi ajang latihan menulis. Semakin lancar dan tertatalah tulisanku. Selain diary yang sangat berkesan privasi, aku juga ingin tulisanku dipublikasikan secara lebih luas di berbagai media. Cerpen pertamaku muncul di sebuah majalah remaja, sekitar 15 tahun yang lalu. Setelah itu, kukirimkan beberapa naskahku ke berbagai media yang berbeda. Tentu senang sekali ketika naskah itu lolos seleksi redaksi dan dimuat di majalah. Selain mempublikasikan karya, aku tentu dapat honorarium yang cukup pantas ;)
Aku tidak terlalu produktif menulis, sih... apalagi sebagai penulis profesional. tapi mimpi untuk jadi penulis tetap kupunya, dan mulai kuwujudkan dengan langkah-langkah kecil. Saat ini sedang keranjingan menulis blog dan ikut berpartisipasi dalam berbagai lomba menulis. Aku juga mulai merambah tulisan feature atau artikel ringan (sebelumnya kan cerpen melulu), dan salah satunya dipublikasikan di koran daerah Pikiran Rakyat dalam rubrik "Forum Guru". Insya Allah naskah lainnya akan menyusul ;) Sementara itu, bukuku pun sedang dalam proses cetak. Insya Allah. Sedang harap-harap cemas nih menunggu tanggal terbitnya.
Semoga hari buku dunia jadi moment yang tepat, tidak hanya untukku, tapi juga untuk semua orang di dunia, agar menggalakkan kembali budaya membaca dan menulis (daripada budaya demo -anarkis, pula), supaya kita semua jadi lebih pintar!
Kita harapkan dengan adanya Hari Buku Sedunia ini dapat membangun budaya membaca dan menulis di Indonesia sekaligus meningkatkan minat baca bangsa Indonesia khususnya anak-anak.
Selasa, 20 April 2010
Kutipan Super
Senin, 19 April 2010
Lomba Yang Menginspirasi
Sebuah informasi lomba menulis kudapat dari berita yang ditulis salah seorang anggota milis. Lomba menulis kisah tentang tokoh inspiratif yang diselenggarakan oleh WSC, tapi WSC yang satu ini adalah Words Share Contest. Ini adalah sebuah lomba yang diselenggarakan online untuk berbagi artikel, cerita, pemikiran atau pengalaman pribadi dalam bentuk tulisan. Informasi lengkapnya bisa dilihat di sini, siapa tahu ada yang berminat untuk ikut berpartisipasi.
Menarik, kupikir. Berminat sekali aku untuk ikut serta sebagai peserta lomba. Bukan hanya karena hadiahnya yang menggoda ;) tapi juga karena tema yang diangkat sangat bagus, untuk berkaca dari tokoh yang kita kagumi, agar jadi inspirasi. Buatku sendiri? Sudah pasti. Jika orang lain yang membacanya bisa ikut terinspirasi, semoga itu jadi rantai kebaikan yang terus berlanjut.
Dua tulisan mengenai tokoh inspirasi sudah kubuat dan kukirim.
Yang pertama adalah seorang paraplegic berbangsa Jepang, Tomihiro Hoshino. Kukunjungi museumnya beberapa waktu yang lalu, dan aku sungguh kagum padanya. Pada semangat juangnya, pada bakatnya, pada pemikirannya yang mendalam tentang berbagai hal kecil yang patut disukuri. Tulisan lengkap tentang dia bisa dibaca di notes-nya "Aku Bisa", di sini.
Yang kedua adalah seorang buta yang digdaya, Eko Ramaditya Adikara. Aku bertemu dengannya di sebuah pertemuan offline bersama sebuah milis lainnya, Sekolah Kehidupan. Belakangan, dia bergabung di milis itu. Pada saat itu, dia tampil sebagai salah satu pengisi acara. Dia bercerita cukup banyak tentang dirinya, membuatku makin tahu tentang sepak-terjangnya, perjuangannya, semangatnya yang terus membara, dan tentu saja, membuatku terinspirasi karenanya. Tulisan tentang dia, bisa dilihat di note FB "Aku Bisa" lainnya, di sini.
Silakan kunjungi, baca dan cermati. Jika berkenan meninggalkan komentar, tentu sangat dipersilakan. Semoga kita semua terinspirasi karenanya, dan bersemangat kembali untuk menjadikan negeri ini semakin berjaya, karena dipenuhi oleh manusia-manusia perkasa bersemangat baja, yang siap berkarya untuk negara, bangsa dan agama. Semoga kita semua, termasuk ke dalam golongan insan mulia karenanya.
Selasa, 13 April 2010
Kutipan Super
Senin, 12 April 2010
Tulisanku di Forum Guru
Sebagai seorang guru yang juga mengajar di sekolah semacam ini, saya mencoba sedikit menganalisa, apa sih kebaikan dari sekolah dengan sistem seperti ini? Secara umum, yang tentu saja masih perlu penelitian lebih jauh, beberapa data dan fakta saya temukan dalam perjalanan selama lebih dari 13 tahun malang melintang sebagai pengajar di sekolah dengan sistem full day ini.
Pertimbangan ini bisa ditujukan untuk Anda sebagai orang tua murid yang berencana untuk menyekolahkan putra-putrinya, atau bagi Anda yang berminat untuk membaktikan diri sebagai tenaga pendidik di sekolah seperti ini, khususnya sekolah Islam full day.
Jam kerja orang tua, pasangan suami-istri yang ketat dengan beban pekerjaan kantor mereka masing-masing, membuat mereka merasa harus menitipkan pendidikan anak-anak mereka pada sebuah lembaga terpercaya. Full day school menjadi pilihan untuk mengakomodir kondisi tersebut. Anak pulang di sore hari, tak lama sebelum kedatangan orang tuanya. Masih cukup waktu untuk membersihkan diri, dan bersiap menyambut ayah dan/atau ibu dari kantor.
Dalam struktur keluarga masa kini, keberadaan pembantu Rumah Tangga seperti menjadi sebuah keharusan. Tugas mereka bukan hanya sekedar memasak dan membersihkan rumah, mencuci dan menyeterika, tapi berkembang hingga merapikan peralatan sekolah anak dan membimbingnya belajar. Tapi akankah pembelajaran bersamanya akan optimal? Dengan latar belakang pendidikan maksimal SMA sekalipun, akankah PRT punya otoritas/kapabilitas untuk membimbing anak belajar dan beribadah? Ataukah tak berdaya pada kekuasaan dan keinginan si anak, dan membiarkannya menonton TV, bermain game komputer, atau mengakses internet sesukanya ke dunia maya?
Saat kegiatan anak terpusat di sekolah, mulai pukul 7.30 hingga pukul 4 sore, semua aktivitas sarat dengan nilai pendidikan.
Mulai dari ikrar pagi, guru sudah memandu siswa untuk fokus pada satu kegiatan saja. Dilanjut dengan doa pagi untuk memulai kegiatan pada hari itu, menggugah kesadaran siswa untuk selalu memulai segala aktivitas dengan memohon izin Allah. Semoga berkah.
Pembelajaran tentu saja disisipi dengan muatan moral aplikatif, semisal belajar menghargai pendapat orang lain, menyimak dengan baik, meminta izin untuk meminjam alat tulis teman, hingga meminta izin untuk minum di tengah-tengah waktu belajar.
Istirahat pagi digunakan untuk makan camilan sehat, diiringi kemauan untuk berbagi kepada teman. Pada kesempatan ini pun guru dapat mengenalkan berbagai jenis makanan ringan sesuai dengan apa yang dimakan anak, mengingatkan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya, hingga membersihkan remah-remah ataupun bungkus makanan kecil yang mereka bawa. Siswa belajar bertanggung jawab.
Sedangkan istirahat siang digunakan untuk rehat sejenak dari aktivitas rutin, untuk shalat dan makan siang. Guru memimpin doa, atau bahkan murid yang bergiliran memimpin doa dan menjadi imam. Sebuah pembelajaran mengenai sistem nilai ibadah yang sangat baik bersama aplikasinya sekaligus.
Kegiatan makan siang pun perlu dimanfaatkan untuk mengingatkan siswa agar mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan, berupa ketersediaan makanan yang beragam dalam menu makan siang yang tinggal mereka makan. Siswa belajar bertanggungjawab untuk menghabiskan makanan di piring mereka dan mengembalikan wadah makanan yang telah kosong ke dapur.
Menjelang pulang, aktivitas sekolah ditutup dengan shalat asar. Guru mengingatkan siswa untuk juga melaksanakan shalat di rumah (maghrib, isya dan subuh keesokan harinya). Sebelum shalat, guru dapat mengulang hafalan surat pendek yang diajarkan di sekolah, atau menceritakan kisah berhikmah. Selain memperkaya batin siswa, hal ini juga membuat guru terus memacu diri untuk mencari ilmu, baik untuk materi cerita maupun metode bercerita. Bukankah ini akan jadi keuntungan bagi banyak pihak?
Jika sudah sedemikian banyak keuntungan yang ditawarkan pihak sekolah dengan sistem full day, pertimbangan apa lagi yang Anda pikirkan? Segera daftarkan putra-putri Anda di salah satu sekolah serupa. Investasi Anda dalam menyekolahkan putra-putri akan terbayar lunas, bahkan berpeluang hadiah/bonus ketika putra/putri Anda menjadi anak-anak shalih dan shalihat yang masih terus mendoakan Anda bahkan ketika Anda telah tiada sekalipun. Bukankah doa dari anak yang shalih akan terus mengalirkan pahala kepada orang tua yang telah mendidiknya?
Sedangkan bagi kita, para pendidik, ilmu yang bermanfaat pun akan tetap diperhitungkan sebagai amal shalih, juga ketika kita telah tiada. Jadi, mari kita berlomba-lomba menuai kebaikan di sekolah dengan sistem full day.
Minggu, 11 April 2010
Kutipan Super
Sabtu, 10 April 2010
Anak Kos Dodol Kumat Lagi
Pendek kata, aku mulai baca, dan segera juga mulailah aku senyum-senyum sendiri, walaupun nggak sampai terkikik apalagi terkakak. Cerita yang dipapar Dewi Dedew di buku ini, sedikit-banyaknya sudah pernah aku alami juga ketika aku jadi mahasiswa (yang nggak kalah dodol) tempo hari (halah... maunya dibilang tempo hari, padahal tahun kapaan... dulu. hihi.). Jadinya ya nggak ada yang terlalu mengagetkan, gitu, walaupun pengalaman pijitan sih nggak ada sejarahnya sih di tempat kos-ku dulu. Apalagi seperti Tere yang nekat cuma pake baju dalam dan andukan, melintas ke luar kamar untuk ke kamar sebelah. Idih banget. Di Puri Cantika Djokja, ada ya yang kayak gitu?
Satu kejadian dodol yang nggak pernah kubayangkan akan terjadi, adalah ketika dan teman-temannya coba-coba menjajal dunia ajep-ajep. Kapok kan, jadinya? Lagian, aneh bin ajaib aja ada anak kerudungan coba-coba masuk diskotik. Jangan-jangan disangka polisi yang menyamar (emang ada ya, polisi yang pake kerudung? Kalo di Aceh ada kali.)
Tapi sedodol-dodolnya anak kos, ternyata setia kawan juga ya mereka. Terharu-biru ketika Iis meninggal dunia di gunung. Saling menyemangati ketika mereka menjalani masa-masa pendadaran sebelum sidang kelulusan. Saling nungguin ketika sidang akhir masa perkuliahan. Saling nungguin traktiran, tentunya :p. Dan wisudaan jadi moment yang mengharukan, mengingat bahwa masa-masa sebagai anak kos dodol akhirnya harus berhenti. Tapi buat Dedew, setelah lepas jadi anak kos dodol, ‘karirnya’ tetap bisa berlanjut sebagai istri dodol dan emak-emak dodol. Iya kan...? Ayyooo, akui sajja...! :p
Kutipan Super
Internet Sehat Blog Award 2010
Aku ingin menulis posting-an yang tidak sekedar curhat, tapi semoga bisa membawa manfaat. Kalau dapat award karenanya, itu sih bonus aja. Tapi memang... dapat hadiah gratisan jaman gini, siapa yang nggak mau sih...? Yuk, ngeblog lagi. ;)
Rabu, 07 April 2010
Kutipan Super
Selasa, 06 April 2010
My Name is Khan, and I'm NOT a Terrorist
Sosok Bush junior terlihat sangat mirip dengan aslinya, begitu pula dengan penggambaran masa pemerintahannya yang sangat represif terhadap muslim yang dianggapnya teroris. Sedangkan sosok Obama terlihat cukup kharismatik, walaupun wajahnya tidak terlalu mirip dengan yang asli. Menurutku, Ilham Anas yang orang Indonesia terlihat lebih mirip dengan Obama asli
Harus kuakui, aku bukan peresensi yang baik. Masih banyak belajar, tapi aku mau mencoba, dan kumulai dengan resensi kecil mengenai film ini. Beberapa resensi yang bagus bisa dilihat di sini dan di sini (walaupun agak terlalu panjang).
Selain bukan penulis resensi sejati, aku juga bukan penggemar film-film Bollywood sebetulnya. Aku juga bukan anggota Shahrukh Khan Fans Club atau semacamnya. Tidak sama sekali. Tapi aku berani mereferensikan film ini untuk siapa saja yang ingin menonton film bagus dan belajar suatu hal yang baik darinya. Ibunda Rizvan mengajarkan satu hal bagus pada Rizvan, bahwa di dunia ini hanya ada dua jenis orang, yaitu orang yang baik, dan orang yang jahat. Dan kita hanya perlu jadi orang baik. Itu saja.
Rizvan berani menunjuk dadanya sendiri, menyampaikan ucapan sederhananya dengan penuh perjuangan kepada presiden Amerika Serikat, dan berkata dengan berani, “My Name is Khan, and I’m not a terrorist.” Kupikir, kita yang muslim juga harus berani berucap dan bersikap serupa. Kita tunjukkan dalam ucap dan sikap, bahwa kita adalah muslim yang baik.