Akhirnya nonton juga… Setelah film ini ramai dibicarakan berminggu-minggu sebelumnya. Akhirnya aku sempatkan untuk menontonnya hari ahad yang lalu. Tidak ada teman yang bersedia menemani, ya… tak jadi masalah. Aku pergi menonton sendiri saja. Dan tidak menyesal. Tidak menyesal sama sekali. Baru kali ini aku sangat setuju dengan berbagai resensi dan referensi yang menyebutkan keunggulan film ini.
Shahrukh Khan main bagus sebagai Rizvan Khan yang menderita sindrom asperger. Dia takut pada orang baru, suara keras, dan warna kuning. Semi autis, begitu kira-kira. Konflik Muslim-Hindu, juga aksi anarkis bagi para muslim di Amerika pasca tragedi WTC 911, dikuak dengan cukup gamblang di film ini (yang memang tidak mungkin dibuat terlalu blak-blakan). Duet Shahrukh dan Kajol sangat kompak. Mereka berdua main bagus. Tidak terlalu menguras emosi, tapi mataku sempat sepet juga, cukup sering disusut tisyu soalnya. Hiks. Emang aku agak-agak sentimentil rupanya. Hehe…
Sosok Bush junior terlihat sangat mirip dengan aslinya, begitu pula dengan penggambaran masa pemerintahannya yang sangat represif terhadap muslim yang dianggapnya teroris. Sedangkan sosok Obama terlihat cukup kharismatik, walaupun wajahnya tidak terlalu mirip dengan yang asli. Menurutku, Ilham Anas yang orang Indonesia terlihat lebih mirip dengan Obama asli
Harus kuakui, aku bukan peresensi yang baik. Masih banyak belajar, tapi aku mau mencoba, dan kumulai dengan resensi kecil mengenai film ini. Beberapa resensi yang bagus bisa dilihat di sini dan di sini (walaupun agak terlalu panjang).
Selain bukan penulis resensi sejati, aku juga bukan penggemar film-film Bollywood sebetulnya. Aku juga bukan anggota Shahrukh Khan Fans Club atau semacamnya. Tidak sama sekali. Tapi aku berani mereferensikan film ini untuk siapa saja yang ingin menonton film bagus dan belajar suatu hal yang baik darinya. Ibunda Rizvan mengajarkan satu hal bagus pada Rizvan, bahwa di dunia ini hanya ada dua jenis orang, yaitu orang yang baik, dan orang yang jahat. Dan kita hanya perlu jadi orang baik. Itu saja.
Rizvan berani menunjuk dadanya sendiri, menyampaikan ucapan sederhananya dengan penuh perjuangan kepada presiden Amerika Serikat, dan berkata dengan berani, “My Name is Khan, and I’m not a terrorist.” Kupikir, kita yang muslim juga harus berani berucap dan bersikap serupa. Kita tunjukkan dalam ucap dan sikap, bahwa kita adalah muslim yang baik.
Sosok Bush junior terlihat sangat mirip dengan aslinya, begitu pula dengan penggambaran masa pemerintahannya yang sangat represif terhadap muslim yang dianggapnya teroris. Sedangkan sosok Obama terlihat cukup kharismatik, walaupun wajahnya tidak terlalu mirip dengan yang asli. Menurutku, Ilham Anas yang orang Indonesia terlihat lebih mirip dengan Obama asli
Harus kuakui, aku bukan peresensi yang baik. Masih banyak belajar, tapi aku mau mencoba, dan kumulai dengan resensi kecil mengenai film ini. Beberapa resensi yang bagus bisa dilihat di sini dan di sini (walaupun agak terlalu panjang).
Selain bukan penulis resensi sejati, aku juga bukan penggemar film-film Bollywood sebetulnya. Aku juga bukan anggota Shahrukh Khan Fans Club atau semacamnya. Tidak sama sekali. Tapi aku berani mereferensikan film ini untuk siapa saja yang ingin menonton film bagus dan belajar suatu hal yang baik darinya. Ibunda Rizvan mengajarkan satu hal bagus pada Rizvan, bahwa di dunia ini hanya ada dua jenis orang, yaitu orang yang baik, dan orang yang jahat. Dan kita hanya perlu jadi orang baik. Itu saja.
Rizvan berani menunjuk dadanya sendiri, menyampaikan ucapan sederhananya dengan penuh perjuangan kepada presiden Amerika Serikat, dan berkata dengan berani, “My Name is Khan, and I’m not a terrorist.” Kupikir, kita yang muslim juga harus berani berucap dan bersikap serupa. Kita tunjukkan dalam ucap dan sikap, bahwa kita adalah muslim yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar