Terbetik kabar, bahwa untuk Idul Fitri tahun ini, gubernur Jabar bapak Achmad Heryawan menganggarkan dana sebesar 1,7 milyar untuk mencetak dan mengirim kartu ucapan selamat Idul Fitri kepada seluruh rekanannya. Tidak jelas, apakah ini mengatasnamakan gubernur, atau pribadi.
Dari data yang didapat dari tempointeraktif.com, pada kartu ucapan selamat Idul Fitri itu terlihat foto bapak Gubernur tanpa didampingi wagub. Menurut berita tersebut, kartu bergambar wagub juga turut dicetak dalam jumlah yang lebih sedikit. Kartu ucapan Idul Fitri ini dibuat dan dikirimkan dengan maksud untuk menyambung silaturahmi kepada rekanan gubernur Jabar dan rakyatnya. Kartu ini selain dikirimkan kepada kolega, juga akan dikirim untuk pengurus RT dan RW se-Jabar serta guru-guru di daerah terpencil yang cukup besar kontribusinya bagi pembangunan Jabar.
Aksi 'ramah' bapak Gubernur ini tentu saja menuai protes dari banyak kalangan, yang melihat bahwa hal tersebut tidak sepatutnya dilakukan, mengingat anggaran yang sangat besar, hanya digunakan untuk mencetak kertas dan mengirimkannya ke pelosok Jabar. Pemborosan. Bapak Gubernur kemudian menyampaikan klarifikasi atas berita yang telah beredar itu. Regional.kompas.com memuat berita mengenai sanggahan Gubernur tersebut. Dalam berita tersebut dinyatakan bahwa anggaran yang digunakan bahkan tidak mencapai 1 milyar, melainkan sekitar 800 juta-an saja. Sementara itu, kartu tersebut pun bukanlah atas nama pribadi, melainkan atas nama instansi, dengan cap resmi gubernuran.
Kartu yang juga mencantumkan kalender ini akan berfungsi ganda dan berumur panjang karena akan dapat digunakan sepanjang tahun, sehingga dana pembuatan kartu tersebut akan bernilai lebih efektif, demikian penuturan gubernur. Sedangkan perangko yang digunakan oleh gubernus merupakan perangko prisma yang dicetak khusus berdasarkan pesanan, seharga Rp 2.000,- per lembar. Ini masih harga standar dan tentu saja bekerjasama dengan PT Pos Indonesia.
Aksi 'ramah' bapak Gubernur ini tentu saja menuai protes dari banyak kalangan, yang melihat bahwa hal tersebut tidak sepatutnya dilakukan, mengingat anggaran yang sangat besar, hanya digunakan untuk mencetak kertas dan mengirimkannya ke pelosok Jabar. Pemborosan. Bapak Gubernur kemudian menyampaikan klarifikasi atas berita yang telah beredar itu. Regional.kompas.com memuat berita mengenai sanggahan Gubernur tersebut. Dalam berita tersebut dinyatakan bahwa anggaran yang digunakan bahkan tidak mencapai 1 milyar, melainkan sekitar 800 juta-an saja. Sementara itu, kartu tersebut pun bukanlah atas nama pribadi, melainkan atas nama instansi, dengan cap resmi gubernuran.
Kartu yang juga mencantumkan kalender ini akan berfungsi ganda dan berumur panjang karena akan dapat digunakan sepanjang tahun, sehingga dana pembuatan kartu tersebut akan bernilai lebih efektif, demikian penuturan gubernur. Sedangkan perangko yang digunakan oleh gubernus merupakan perangko prisma yang dicetak khusus berdasarkan pesanan, seharga Rp 2.000,- per lembar. Ini masih harga standar dan tentu saja bekerjasama dengan PT Pos Indonesia.
Kami hargai niat baik pak Gubernur untuk bersilaturahmi dengan warganya, walaupun medianya tentu dapat menggunakan apa saja agar lebih efektif, mulai dari iklan TV, surat kabar, hingga sms. Hmm... mungkin bapak Gubernur ingin kembali ke masa konservatif, ketika berkirim kartu lebaran masih menjadi tradisi, sebagai penyambung silaturahmi. Baiklah.
Selamat Idul Fitri 1431 Hijri. Mohon maaf lahir dan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar